
Tomohon, caritasulut.com – Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Tomohon tahun 2024, aroma politik uang menganga.
Aktivis pemilu, Jericho Kawulur, saat diwawancarai media ini pada Rabu (26/06/2024), mengecam praktik politik uang jelang Pilkada Kota Tomohon. Menurutnya, demokrasi di Kota Tomohon sedang terancam.
Kawulur menganggap praktik bobrok ini, mewarisi dampak buruk bagi generasi muda. Ia menyayangkan jika peserta pemilu minim edukasi terkait pendidikan politik sehat bagi masyarakat.
“Pendidikan politik yang bobrok khususnya terkait politik uang, dapat mengaburkan konsep pemikiran generasi muda tentang proses demokrasi yang sehat. Bahkan hal tersebut, dapat membawa dampak yang buruk bagi generasi selanjutnya,” kata Kawulur.
Selanjutnya oleh Kawulur, “Generasi muda cenderung melihat momentum politik di Pilkada sebagai ajang transaksional, daripada pemilihan berdasarkan ideologi atau visi misi para calon. Istilahnya ada uang ada suara, ‘saya tidak mau kalau hanya lima puluh ribu tapi kalau lima ratus ribu saya gas.’ Ini akan menjadi pendidikan politik yang buruk dan bobrok bagi generasi muda dan berdampak kepada generasi selanjutnya.”
Kawulur juga menambahkan bahwa dampak dari pada aktivitas politik uang dapat membuat masyarakat gampang diadu domba.
“Para generasi yang sudah tercemar karena politik uang akan selalu menjadi generasi yang gampang diadu domba, karena jika ada generasi muda yang mendukung salah satu calon demi memenangkan calonnya, dia akan melakukan black campaign atau kampanye hitam bagi calon yang lain, dengan cara menceritakan hal-hal yang tidak benar, dan menyogok uang kepada teman-temannya, atau ada tim sukses yang memberikannya,” ungkapnya.
Politik uang juga dapat merusak kepercayaan generasi muda terhadap institusi politik secara keseluruhan. Karena berpotensi ketika calon tersebut terpilih, demi mengembalikan pembiayaan selama pilkada, uang akan dikorupsi melalui instansi pemerintah dan institusi yang ada, tambahnya.
Kawulur turut memberikan beberapa saran bagi para penyelenggara pemilu, perihal pencegahan untuk menjauhkan, serta mengatasi dampak negatif politik uang.
“Nah, karena itu untuk mencegah, menjauhkan, serta mengatasi dampak negatif politik uang, penting untuk para petugas pemilu serta pengawas seperti KPU dan Bawaslu beserta jajaran, seperti Panwascam, PKD, PTPS, PPK, PPS, KPPS dan lain sebagainya, untuk memberikan dan mempromosikan lewat edukasi pendidikan politik yang baik dan benar.”
“Edukasi tersebut dapat dilakukan melalui sekolah-sekolah dan universitas serta kelembagaan yang ditempati para generasi muda, untuk menggalakkan transparansi khususnya pendanaan kampanye, serta mendorong partisipasi aktif generasi muda dalam pemilihan, dengan memilih berdasarkan visi dan integritas calon,” terang Kawulur
“Para petugas pemilu harus memberikan dan mengajarkan pendidikan pembangunan karakter bagi para generasi muda,” tegasnya dalam wawancara ini.
“Ini menjadi suatu pokok penting bahwa sebagai generasi muda, seharusnya kita mempunyai integritas dalam hal menjadi pemilih yang jujur, berwibawa, serta bermartabat tanpa menerima suap. Kita utamanya harus membangun karakter sebagai anak muda, sehingga tidak gampang diadu domba dan tidak terkontaminasi dengan politik uang,” tukas Kawulur.
(Erlangga Paath).